naskah drama sang pengawal


PENGAWAL

Pagi itu,telepon keluarga pak Arif berdering, kring…..kring…..kring.
Arif                           :Halo,ini siapa?
Kosyawati              : Halo ,ini aku adikmu Kosyawati.
Arif                           : O,kamu.Ada apa pagi-pagi menelepon?
Kosyawati              : Gawat mas,ibu kita sakit keras.Ibu menderita penyakit komplikasi. Untuk duduk saja ibu kesulitan.Cepat pulang mas, kondisi ibu semakin  parah.
Arif                           : Apa?ibu sakit!Kalau begitu aku segera pergi ke Prabumuli.Aku akan berangkat besok.
Kosyawati              : Iya mas,cepet ya mas.
Arif                           : Iya jaga ibu baik-baik ya.
(Arif dan Kosyawati menutup telepon)
Mimin                      : Ada apa mas,kok kelihatannya mas tetang sekali.
Arif                           : Ini lho,katanya Kosyawati, ibu sakit parah.
Mimin                      : Masyaallah, ibu sakit apa?
Arif                           : Ibu sakit komplikasi. Aku besok berangkat kesana,menjenguk ibu.
Mimin                      : Aku ikut mas,aku mau lihat kondisi ibu.
Arif                           : Ya udah ,besok kita berangkat berdua ke Prabumuli.
Besok aku harus pulang ke Prabumuli.Padahal seorang teman ku saat aku di kepolisian dulu ,KH.Agus Abdul Malik, telah memperingatkan ku untuk tidak pulang ke Prabumuli.Ia menceritakan,bahwa ada seorang preman yang akan membunuhku di Prabumuli.Namannya Rundung.Ia adalah anak dari seorang bandar judi yang aku tembak mati. Karena kejadian itu,aku diberhentikan dari kepolisian dan mendapat hukuman kurungan.Setelah bebas,aku berusaha bangkit kembali.Aku memulai karirku yang baru menjadi seorang wartawan sambil mengembangkan kemampuan menulisku.Setelah memiliki rumah sederhana dan sedikit tabungan,aku pun menikahi Mimin yang pandai memasak dan menjahit.Dalam pernikahan kami ,kami dikaruniai seorang anak,yang kemudian kami beri nama Utopia.Saat ini ,Utopia telah menjadi seorang polisi berpangkat sersan.Aku berharap,anak kami satu-satu itu memiliki  nasib yang lebih baik dariku sebagai polisi.

Malam harinya,Arif dan Utopia berbincang-bincang tentang keberangkatan Arif besok.
Arif                           : Nak,besok rencana aku akan pergi ke prabumuli bersama ibumu untuk menjenguk nenekmu yang sakit
Utopia                     : Apa yah? Bukannnya disana ada seseorang yang mengincar ayah dari dulu
Arif                           : Iya nak,namun bagaimana juga ayah dan ibumu harus pulang ke prabumuli karena keadaan nenekmu yang sudah sakit parah
Utopia                     : Namun,apakah ayah yakin akan pergi kesana sendiri tanpa ada yang menjaga ayah dan ibu.Bukankah terlalu beresiko kesana sendirian. Bagaimana jika aku yang mengawal ayah kesana?
Arif                           : baiklah nak,ayah bersyukur sekali memiliki anak yang pemberani seperti kamu. Tapi jangan sampai ibumu tahu,karena aku takut penyakit ibumu kambuh lagi jika dia kaget mendengar cerita tentang seseorang yang mencariku diprabumuli
Utopia                  : Baiklah yah,aku akan menjaga rahasia ini.
Kemudian, Utopia dan Arif pergi untuk mempersiapkan barang – barang yang akan diabawanya,dan beristirahat.
Keesokan harinya, arif,Utopia serta ibunya mereka menaiki kereta api menuju ke stasiun prabumuli. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama,mereka sampai di Stasiun Prabumuli. Utopia dan kawan-kawannya turun lebih awal, sementara arif turun paling belakang.
Utopia                     : yah,  itu sepertinya paman Burhan.
Burhan                    : Arif.. (Sambil melambaikan tangannya ke Arif dan keluarganya).
Tiba-tiba terdengar suara tembakan pluru (Door...), peluru tersebut mengenai Arif.
Utopia                     : Tiarap (sambil teriak ke arah pengunjung di stasiun tersebut.)
Serentak seluruh pengunjung tiarap. Terjadi adu tembak yang begitu sengit dan terdengar banyak sekali suara tembakan. Disaat itu juga tampak beberapa polisi, disana ada Ki Haji Abdul Agus Salim yang ikut membantu.
Dalam pertempuran sengit itu, Rundung dan kawan-kawannya kalah. Saat kondisi sudah aman, polisi memastikan kondisi dari Rundung dan kawan-kawannya. Diketahui Rundung tewas dengan 3 peluru menembus jantungnya dan kawan-kawannya luka-luka.
Utopia                     : Ayah apa ayah baik-baik saja?
Arif                           : Ayah tidak apa-apa, untungnya sebelum ayah berangkat ke Prabumuli ayah sudah mengenakan rompi anti peluru.
Akhirnya mereka hidup bahagia tanpa ada rasa takut lagi untuk kembali ke Prabumuli.

TAMAT

Comments

Popular posts from this blog

Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi mikro

SKENARIO ANDE-ANDE LUMUT

“Masuknya Produk & Tenaga Kerja Negara Berkembang ke Negara Maju”